Share sekelumit
percakapan seorang tutor sebuah bimbel dengan muridnya kelas 3 SMP. Menurut
saya itu juga dirasakan oleh siswa-siswa tingkat akhir dijenjangnya yang HARUS
siap dengan UN. Check it out!!
M: (Wajah lesu)
Kak hari ini cerita aja ya kak. Saya capek belajar.
G: Kamu mau cerita apa?? Boleh kamu cerita, tapi
setelah itu kita tetep belajar.
M: Tadi kak yang saya bilang. Saya lelah belajar.
G: Lelahnya
seperti apasih memang?
M: Aku lelah, mama suruh aku ikutin ini dan itu, biar
aku masuk SMA Negeri katanya. Aku sudah les disini, les privat, taekwondo,
disekolah sudah mulai try out dan penambahan materi. Mumet aku kak.
G: Bagus dong.
Kamu disibukkan dengan kegiatan positif, ga ada waktu buat main-main atau
bertingkah negatif macem anak-anak bandel yang sekarang makin merajalela.
Seharusnya kamu bersyukur.
M: Iya sih kak. Tapi
saya takut kak, kalo sudah berlelah-lelah begini ga taunya ga dapet apa yang di
mau. Kena omelan mama ada juga.
G: Kamu pesimis
sekali nak. Lelah wajar, kalo lelah ya istirahat sejenak, jika pikiran seperti
itu muncul, ingat yang
mengatur masa depanmu bukan kamu ,tapi Allah. Kamu di masa depan adalah apa yang kamu perjuangkan
sekarang. Jadi jangan pesimis, malah harus terus numbuhin semangat. Biar
kamu masuk lulus UN, masuk SMA Negeri Favorit, mama senyum dan bukannya ngomel.
M:
(senyam-senyum) hahaha kakak bener. Bener banget. Aamiin aamiin aamiin buat
semua doa kakak. Ayo kak kita belajar, tapi beliin aku coklat ya nanti.
G: Apa apaan??
Ujungnya yang ga enak. Ayo fokus belajar dulu!!!
***
Dari sekelumit
cerita tersebut, saya punya tanggapan/kesimpulan/hikmah yang bisa kita ambil
dari 3 peran dalam permasalahan seorang siswa yang lelah di “press” belajar
untuk UN. Karena demo-demo menolak UN bagi saya bukan solusi, tau sendiri kan
pemerintah. Jadi jalani dan lewatkan semua tantangan itu!!
·
Untuk Siswa
Jika kamu ”lelah”, sangat boleh sayang,
wajar. Tapi segera bangkitlah setelah kamu istirahat dari lelahmu dan bosanmu. Karena
belum, belum waktunya kamu berleha-leha. Ingatlah “lelah”mu akan menghasilkan buah yang manis
nanti. Maka lihatlah nanti, Janji
Allah itu Nyata jika kamu lakukan semua dengan keikhlasan. Jangan, jangan
pernah anggap orang tua mu, guru mu, tutor mu dan semua orang yang kamu anggap
menuntutmu memperlakukanmu seperti seorang robot. Sekali-kali tidak. Semua mereka
lakukan untuk beri yang Terbaik untukmu. Ingatlah Kamu yang merasakan MANIS-nya nanti, bukan mereka.
Bersyukurlah,
karena kamu Beruntung, Sangat Beruntung, jika untuk mendapatkan “Sekelumit” ilmu
pengetahuan saja menurutmu, itu tinggal duduk manis mendengarkan, melakukan.
Jika dibandingkan anak-anak lain yang nasibnya kurang beruntung, anak-anak
jalanan, selain belajar atau menuntut ilmu, pikiran mereka juga bercabang
memikirkan makan apa mereka hari ini. Bahkan banyak yang mengabaikan dan tak
kenal apa itu belajar. Maka kamu sudah seharusnya bersyukur dan lihat ke bawah.
Kamu merasa “lelah”, ada yang lebih “lelah”.
Semangatlah belajar adik-adikku untuk
apapun tujuanmu. Seperti #kultwit Ustad Felix Siauw yang beberapa hari kakak
baca isinya ini:
#nasihat KH
Shaffar Mawardi bagi perindu terapnya Syariah Allah dan Khilafah Islam |
begini, sebagaimana kami tangkap
#"berbahagialah
yang disibukkan dengan perkara karena Allah | karena Allah akan menjaganya
bersibuk dari perkara bukan karena Allah"
#siapa yang
menolak menyibukkan diri dalam perkara baik | dia akan disibukkan Allah dalam
perkara lainnya yang tidak baik
Jadi, adik-adik, kamu harus mau, menerima
bahkan bersyukur kalau dirimu disibbukkan dengan hal-hal yang positif. Semangat,
Semangat Nilai UN bagus dan Lulus, Semangat terima Nilai Kebaikan juga dari Allah
\^.^/
·
Untuk Guru
Semangat Dengarkan keluh-kesah murid. Beri
terus mereka motivasi belajar yang “Membangun”. Jangan menghukum mereka dengan hukuman mengerjakan soal,
tapi bantu mereka langkah-langkah menyelesaikan soal. Seperti yang saya
kutip dari salah satu tulisan sseorang
“Guru
yang baik menerapkan metode positif untuk memotivasi siswa, sehingga mereka
merasa bersemangat untuk belajar dan merasa dihargai, mau bekerja giat, mengikuti
peraturan, terus tinggal dan menyelesaikan pendidikan dasarnya serta
mempelajari nilai-nilai positif dan keterampilan hidup.”
Jadilah Guru yang Baik itu kawan \^.^/
Bismillah
Karena
kamu lebih dewasa daripada muridmu :)
·
Untuk Orang Tua Murid
Semua orang tua menginginkan yang terbaik
untuk anaknya. Maka berilah semua dengan kelembutan hati. Boleh menuntut anak
untuk ini dan itu, tapi berilah garis batas. Berikan mereka motivasi membangun,
istirahat cukup, makanan bergizi dan imunisasi #loh. Orang tua sangat berperan mengontrol psikologis anak saat sedang “lelah” belajar, saat
mereka takut dan memandang UN sebagai sebuah malapetaka dan bukan tantangan
bagi mereka. Mungkin itu saja, karena saya belum pernah menjadi orang tua dan
karena Bapak-Ibu pasti lebih Dewasa dan lebih paham daripada saya untuk terus mendampingi
dan mendukung anak dalam menghadapi
tantangan UN.
Sekian. Saya yang
menulis belum tentu lebih baik daripada para pembaca sekalian. Semoga
masing-masing bisa mengambil pelajaran :)